Thursday, December 23, 2010

JALAN SETAPAK

Sudah ada beberapa web yang memaparkan tentang kesehatan jiwa, menyediakan ruang diskusi dan ekspresi bagi para pemerhati, pendamping, keluarga, bahkan si penderita gangguan jiwa itu sendiri. Lantas, kenapa kemudian niat itu tetap saya wujudkan dengan membuat blog seperti ini? Dari sisi yang lebih pribadi, saya ingin berbagi pengalaman. Yah, sekedar pengalaman yang barangkali juga dirasakan oleh orang lain, pengalaman yang mungkin tak menarik, pengalaman yang bagi orang tertentu mungkin amat membosankan, menjengkelkan dan bahkan mungkin akan membuatnya marah.


Hal-hal yang tak menarik, membosankan, menjengkelkan dan kadang membuat marah adalah situasi sehari-hari yang diakrabi oleh orang-orang yang hidup bersama penderita gangguan jiwa. Layaknya sebuah drama, banyak sekali episode yang temanya berbeda, harus dilalui oleh orang-orang yang berada di sekitar penderita dengan ritme perasaan yang berubah-ubah mengikuti alur cerita yang tak dapat ditebak ending-nya.


Inilah yang akan menjadi fokus dari blog ini. Bukan untuk membagikan kebosanan, kejengkelan atau kemarahan itu, tetapi dibalik semua peristiwa itu ada hal-hal yang dapat saya dan barangkali pembaca petik hikmahnya. Bagi yang sudah akrab dengan semuanya itu dalam hidup sehari-hari mereka, entah karena salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa, entah terlibat dalam pelayanan kesehatan bagi para penderita gangguan jiwa, atau keterlibatan lainnya yang kemudian terbiasa menghadapi sendiri sulitnya menyikapi  perilaku penderita, tulisan-tulisan di blog ini diharapkan dapat menjadi legitimasi sekaligus harapan penguatan dari semua yang sudah anda perjuangkan selama ini, bahwa itu adalah sebuah tantangan yang sulit dan berat yang harus dan sudah anda lakukan untuk hidup bersama penderita gangguan jiwa.


Bagi pembaca yang tidak mengalami situasi itu, dan saya berdoa semoga terhindarkan dari pengalaman ini selamanya, mungkin akan menjadi pengetahuan tidak penting yang dapat berguna disaat yang penting, dimana kehadiran anda, pada suatu saat nanti, mungkin akan menjadi teman dan penolong yang menghibur dan menguatkan mental mereka yang mengalami penderitaan karena ada penderita gangguan jiwa diantara keluarga mereka. Tentunya dengan sikap dan tindakan yang tepat.


Bagi saya sendiri yang sampai saat ini hidup bersama dengan seorang istri yang menderita Schizophrenia Paranoid lebih dari 13 tahun yang lalu, menuliskan semuanya ini adalah sebuah tantangan yang menyakitkan, yang bila tak bijak mengartikulasikan sebuah peristiwa, dampaknya akan dirasakan oleh 3 orang anak-anak lelaki saya atau oleh anggota keluarga lainnya dan bahkan dapat meninggalkan luka hati bagi orang-orang tertentu yang secara langsung menjadi bagian dari cerita yang sungguh-sungguh nyata.


Tentu bukan itu tujuannya. Penderitaan tak boleh menimbulkan penderitaan-penderitaan ikutan yang tak perlu. Penderitaan hanyalah sebuah jalan setapak yang sempit dan terjal yang harus dilalui seorang pendaki sebelum menikmati keindahan puncak gunung yang indahnya sangat dasyat luar biasa dan kedamaiannya  abadi.




Salam hangat,
Iono Sandjojo

No comments: