Friday, May 18, 2012

Subuh di Kota Palu

Mataku berbinar menyaksikan sebuah oasis di fajar hari yang sungguh tak terbayangkan. Perjalanan darat semalam suntuk dari Buol ke Palu yang berliku dan hampir diselimuti kegelapan sepanjang jalan, telah membuat mataku layu dan seluruh tubuhku lunglai. Tetapi gemerlap lampu yang membentuk lengkung-lengkung megah dari kejauhan itu telah membangunkanku dari rasa kantuk yang berat. Dari dekat, jembatan lengkung Ponulele yang bertaburan lampu itu sungguh sebuah wahah yang tidak sekedar menjadi ornamen perkotaan tetapi representasi gairah  masyarakat Palu yang juga menghapus redup semangatku di subuh yang masih sepi ini.


Jembatan Ponulele atau dikenal juga sebagai Jembatan Palu IV adalah jembatan lengkung pertama di Indonesia. Jembatan yang terletak di teluk Talise, dengan bentang 560 meter, lebar 9 meter ini selesai dibangun pada tahun 2006. Masyarakat kota Palu juga menyebut jembatan ini sebagai jembatan Kuning karena struktur baja yang menjadi bangunan atas jembatan ini, seluruhnya berwarna kuning.

Jembatan ini menyuguhkan keindahan dan kemegahan, bahkan mampu menjadi ikon baru kota Palu. Frontage di kanan kiri approach jembatan dan lengkung pantai teluk Talise adalah rendezvous baru yang selalu dibanjiri masyarakat kota Palu untuk melepas lelah bersama keluarga maupun handai taulan sambil menikmati kuliner yang sudah tersedia di anjungan-anjungan yang berderet rapi di pinggir pantai.

Tak jauh dari jembatan ini, ada sebuah Masjid yang sangat menarik, baik karena arsitekturnya maupun juga karena letaknya di atas pantai telah menjadikannya sebuah elemen ruang yang sangat memikat.


****

(Klik kiri satu kali untuk memperbesar foto di bawah ini )



Memanjakan mata


Fajar hari adalah saat yang tepat untuk mengawali hari dengan membangun relasi dengan Allah melalui doa dan kontemplasi yang akan menjadikan manusia semakin mengenal Allah

Raga disehatkan oleh udara segar di fajar hari, sedangkan hati dan jiwa disempurnakan oleh doa-doa

Masjid Teluk Talise menjadi salah satu tempat, bagi umat Islam, untuk menyerahkan seluruh hidupnya sepanjang siang hari nanti ke dalam perlindungan, pemeliharaan dan penyelenggaraan Allah.
(Iono Sandjojo)

3 comments:

Angel said...

Bangunan Masjid nya anggun banget....simple tp anggun. Jembatannya juga kokoh padahal terhitung sebagai jembatan pertama di Indonesia. Mahakarya seni yang indah.

okta said...

Pengen ikut serta menikmati oasisnya, apalagi di tambah dengan bangunan masjid yang "menggantung",,,
subhanalloh,,,,,,
indahnyaaaaaaaaaaaa,,,,,

Iono Sandjojo said...

Dear Angel and Octa......kapan-kapan boleh ikut hunting ke obyek lain.... ayo silakan daftar....!